Ikan
arwana memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di belakang
badan. Memiliki warna berkilau seperti perak, ikan ini disebut juga sebagai
"ikan naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari
Mitologi Tionghoa. Untuk harga satuan dari ikan ini yang dewasa telah mencapai
jutaan. Umur ikan arwana tergolong panjang, maka banyak orang yang cenderung
memelihara ikan ini sebagai ikan hias akuarium.
*
Peminat arwana di
Indonesia maupun di mancanegara semakin bertambah banyak. Mulai dari sekedar
hobi memelihara kini telah berkembang menjadi sebuah usaha untuk berbisnis.
Tempat-tempat penangkaran pun banyak dijumpai di Indonesia. Satu persatu tempat
penangkaran mulai berdiri seiring bertambahnya pengetahuan masyarakat dan minat
masyarakat akan ikan arwana. Terlebih sekarang banyak orang yang berminat untuk
menangkar arwana dalam rangka untuk berwirausaha maupun pelestarian. Berikut
hal-hal atau media yang perlu diperhatikan dan disiapkan sebelum melakukan
usaha penangkaran.
a.
Pemilihan Lokasi
Penangkaran
Lokasi penangkaran perlu diperhatikan kondisinya, karena
perkembangbiakan arwana sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari alam. Untuk
lokasi-lokasi penangkaran di Indonesia sendiri sudah tergolong baik asalkan
lokasinya tidak bising dan agak jauh dari permukiman penduduk. Kemudian udara
disekitarnya masih bersih dan tidak terkontaminasi oleh asap yang akan membuat
polusi pada permukaan air, bebas banjir, serta kondisi air sesuai dengan
habitat aslinya. Air disekitar lokasi juga harus tersedia setiap saat, meskipun
pada saat musim kemarau. Sebenarnya arwana dapat ditangkarkan di dalam
akuarium. Namun, tingkat keberhasilannya sangat kecil. Maka dari itu, jika
ingin menernakan arwana, sebaiknya lakukan di dalam kolam.
b.
Karakteristik Kolam
Bentuk kolam untuk penangkaran arwana tidak harus persegi empat,
tetapi sangat tergantung pada bentuk dan ketersediaan lahan. Kolam bisa saja
berbentuk U, L, atau bentuk lainnya. Namun, yang harus diperhatikan saat
membangun kolam adalah daya tahan dan luas kolam. Kolam yang akan dibangun
sebaiknya memperhatikan kondisi tanahnya. Jika tanah mudah longsor, sebaiknya
bangun kolam permanen dari semen atau cor. Jika lokasi pembuatan kolam rawan
banjir, sebaiknya bangun kolam yang bebas dari banjir. Sebagai gambaran adalah
125-175 m2 dengan kedalaman sekitar 2,5-3 m. Perlu dipahami bahwa
dasar kolam tetap dari tanah agar kondisinya sama dengan habitat asal arwana.
Kolam juga harus mudah dibersihkan atau dikuras airnya. Untuk itu, sebaiknya
dasar kolam dibuat dengan kemiringan 10-150. Luas kolam penampungan
air yang ideal untuk pengembangan dua pasang arwana adalah 10 m x 5 m dengan
kedalaman 3 m. Gunanya untuk menampung air jika terjadi kekeringan dan wadah
untuk mengendapkan air sebelum di alirkan ke kolam penangkaran. Kolam
penangkaran idealnya 12 m x 8 m dengan kedalaman 3 m, dapat dibagi menjadi dua
bagian. Satu kolam digunakan untuk arwana yang sudah mengerami telur dan
lainnya untuk induk yang baru dijodohkan. Akuarium pembesaran burayak minimal 5
buah dengan ukuran 120 cm x 60 cm x 50 cm dan diletakkan di ruangan khusus yang tertutup bagian atasnya. Sediakan juga
sedikit lahan untuk tempat mesin pompa air. Wadah penampungan pakan 1 x 1,5 m
dibagi dua untuk anak ikan dan katak sehingga luas lahan yang harus disediakan
antara 100-150 m2.
c.
Sumber dan Kualitas Air
Sumber air untuk penangkaran arwana harus air bersih, belum
tercemar dengan limbah pabrik maupun limbah industri lainnya. Sumber air yang
utama dari mata air dan sungai. Air yang berasal dari mata air biasanya steril
dan belum mengandung bahan organik sehingga tidak subur. Sedangkan air yang
berasal dari sungai umumnya kaya akan bahan organi. Namun, sering kali air
sungai mengandung limbah beracun.
Parameter kualitas air yang sering disyaratkan untuk budi daya
ikan, tak terkecuali penangkaran arwana adalah sebagai berikut :
-
Suhu 25-30o C,
-
pH 6,0-7,0,
-
kandungan oksigen (O2)
lebih dari 5 ppm, dan
-
kandunagn CO2
kurang dari 25 ppm.
d.
Memilih Indukan yang Sehat
dan Matang Kelamin
Bentuk fisik calon induk betina yang baik harus tebal, lebar,
dan terkesan gemuk, sedangkan calon induk jantan sebaiknya memiliki bentuk
tubuh lebih panjang dan terkesan gagah dan gerakan pada bagian pangkal ekor meliuk-liuk
seperti ular. Calon induk yang akan ditangkarkan sebaiknya memiliki sisik
besar, tersusun rapi, dan warna sisik berkilau memancarkan sinar. Mata tidak
juling, sungut utuh, dan berdiri tegak. Sirip sehat dan tidak ada gejala
terserang penyakit dan memiliki rahang yang besar. Arwana yang tubuhnya cacat
tidak baik dijadikan induk.
Usia induk yang sudah mendekati matang kelamin dan ideal untuk
ditangkarkan antara 6-7 tahun. Memperkirakan usia induk bisa melalui panjang
tubuh atau diperhitungkan sejak mulai dipelihara. Sebagai acuan, arwana ukuran
sampai dengan 15 cm usianya diperkirakan antara 8-12 bulan. Panjang tubuh calon
induk sebaiknya sekitar 60-65 cm dengan berat tubuh sekitar 4-4,5 kg. Jika
mengawinkan arwana usia muda tidak akan mendapatkan hasil karena arwana baru
matang kelamin pada usia lebih dari 6 tahun. Perlu dipahami bahwa calon induk
yang akan dikawinkan harus berjodoh dan kegiatan perjodohan tersebut memerlukan
waktu yang bervariasi hingga memakan waktu tahunan. Calon induk yang tidak berjodoh
akan selalu berkelahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar