Senin, 13 April 2015

Cara Membudidayakan Ikan Arwana




Muller and Schlegel, 1844
Ikan arwana memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Memiliki warna berkilau seperti perak, ikan ini disebut juga sebagai "ikan naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa. Untuk harga satuan dari ikan ini yang dewasa telah mencapai jutaan. Umur ikan arwana tergolong panjang, maka banyak orang yang cenderung memelihara ikan ini sebagai ikan hias akuarium.
Peminat arwana di Indonesia maupun di mancanegara semakin bertambah banyak. Mulai dari sekedar hobi memelihara kini telah berkembang menjadi sebuah usaha untuk berbisnis. Tempat-tempat penangkaran pun banyak dijumpai di Indonesia. Satu persatu tempat penangkaran mulai berdiri seiring bertambahnya pengetahuan masyarakat dan minat masyarakat akan ikan arwana. Terlebih sekarang banyak orang yang berminat untuk menangkar arwana dalam rangka untuk berwirausaha maupun pelestarian. Berikut hal-hal atau media yang perlu diperhatikan dan disiapkan sebelum melakukan usaha penangkaran.

a.      Pemilihan Lokasi Penangkaran
Lokasi penangkaran perlu diperhatikan kondisinya, karena perkembangbiakan arwana sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari alam. Untuk lokasi-lokasi penangkaran di Indonesia sendiri sudah tergolong baik asalkan lokasinya tidak bising dan agak jauh dari permukiman penduduk. Kemudian udara disekitarnya masih bersih dan tidak terkontaminasi oleh asap yang akan membuat polusi pada permukaan air, bebas banjir, serta kondisi air sesuai dengan habitat aslinya. Air disekitar lokasi juga harus tersedia setiap saat, meskipun pada saat musim kemarau. Sebenarnya arwana dapat ditangkarkan di dalam akuarium. Namun, tingkat keberhasilannya sangat kecil. Maka dari itu, jika ingin menernakan arwana, sebaiknya lakukan di dalam kolam.

b.     Karakteristik Kolam
Bentuk kolam untuk penangkaran arwana tidak harus persegi empat, tetapi sangat tergantung pada bentuk dan ketersediaan lahan. Kolam bisa saja berbentuk U, L, atau bentuk lainnya. Namun, yang harus diperhatikan saat membangun kolam adalah daya tahan dan luas kolam. Kolam yang akan dibangun sebaiknya memperhatikan kondisi tanahnya. Jika tanah mudah longsor, sebaiknya bangun kolam permanen dari semen atau cor. Jika lokasi pembuatan kolam rawan banjir, sebaiknya bangun kolam yang bebas dari banjir. Sebagai gambaran adalah 125-175 m2 dengan kedalaman sekitar 2,5-3 m. Perlu dipahami bahwa dasar kolam tetap dari tanah agar kondisinya sama dengan habitat asal arwana. Kolam juga harus mudah dibersihkan atau dikuras airnya. Untuk itu, sebaiknya dasar kolam dibuat dengan kemiringan 10-150. Luas kolam penampungan air yang ideal untuk pengembangan dua pasang arwana adalah 10 m x 5 m dengan kedalaman 3 m. Gunanya untuk menampung air jika terjadi kekeringan dan wadah untuk mengendapkan air sebelum di alirkan ke kolam penangkaran. Kolam penangkaran idealnya 12 m x 8 m dengan kedalaman 3 m, dapat dibagi menjadi dua bagian. Satu kolam digunakan untuk arwana yang sudah mengerami telur dan lainnya untuk induk yang baru dijodohkan. Akuarium pembesaran burayak minimal 5 buah dengan ukuran 120 cm x 60 cm x 50 cm dan diletakkan di ruangan khusus  yang tertutup bagian atasnya. Sediakan juga sedikit lahan untuk tempat mesin pompa air. Wadah penampungan pakan 1 x 1,5 m dibagi dua untuk anak ikan dan katak sehingga luas lahan yang harus disediakan antara 100-150 m2.

c.      Sumber dan Kualitas Air
Sumber air untuk penangkaran arwana harus air bersih, belum tercemar dengan limbah pabrik maupun limbah industri lainnya. Sumber air yang utama dari mata air dan sungai. Air yang berasal dari mata air biasanya steril dan belum mengandung bahan organik sehingga tidak subur. Sedangkan air yang berasal dari sungai umumnya kaya akan bahan organi. Namun, sering kali air sungai mengandung limbah beracun.
Parameter kualitas air yang sering disyaratkan untuk budi daya ikan, tak terkecuali penangkaran arwana adalah sebagai berikut :
-        Suhu 25-30o C,
-        pH 6,0-7,0,
-        kandungan oksigen (O2) lebih dari 5 ppm, dan
-        kandunagn CO2 kurang dari 25 ppm.

d.     Memilih Indukan yang Sehat dan Matang Kelamin
Bentuk fisik calon induk betina yang baik harus tebal, lebar, dan terkesan gemuk, sedangkan calon induk jantan sebaiknya memiliki bentuk tubuh lebih panjang dan terkesan gagah dan gerakan pada bagian pangkal ekor meliuk-liuk seperti ular. Calon induk yang akan ditangkarkan sebaiknya memiliki sisik besar, tersusun rapi, dan warna sisik berkilau memancarkan sinar. Mata tidak juling, sungut utuh, dan berdiri tegak. Sirip sehat dan tidak ada gejala terserang penyakit dan memiliki rahang yang besar. Arwana yang tubuhnya cacat tidak baik dijadikan induk.
Usia induk yang sudah mendekati matang kelamin dan ideal untuk ditangkarkan antara 6-7 tahun. Memperkirakan usia induk bisa melalui panjang tubuh atau diperhitungkan sejak mulai dipelihara. Sebagai acuan, arwana ukuran sampai dengan 15 cm usianya diperkirakan antara 8-12 bulan. Panjang tubuh calon induk sebaiknya sekitar 60-65 cm dengan berat tubuh sekitar 4-4,5 kg. Jika mengawinkan arwana usia muda tidak akan mendapatkan hasil karena arwana baru matang kelamin pada usia lebih dari 6 tahun. Perlu dipahami bahwa calon induk yang akan dikawinkan harus berjodoh dan kegiatan perjodohan tersebut memerlukan waktu yang bervariasi hingga memakan waktu tahunan. Calon induk yang tidak berjodoh akan selalu berkelahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar