Bagi para hobiis dan penangkar ikan hias,
salah satu bagian tubuh yang sangat penting dan seringkali menentukan kualitas
Ikan Arwana adalah kondisi sisik, terutama dilihat dari kesempurnaan bentuk
sisik dan warnanya. Satu sisik Arwana memiliki warna utama yang disebut warna
dasar (base color). Warna dasar ini biasanya dikelilingi oleh
warna lain yang lebih gelap/pudar, berpola melingkar/cincin yang disebut
cincin kedua. Sedangkan pola warna cincin yang terdapat pada bagian paling luar
atau paling tepi dari sisik disebut cincin pertama.
Sisik arwana dibagi menjadi 6 level (tingkat/baris) yang mulai dihitung
dari arah badan bagian bawah ke atas. Level atau baris sisik pertama
terdapat pada bagian perut, baris sisik yang terletak di atas perut di sebut
level kedua, demikian seterusnya hingga level 6 yang berada pada bagian paling
atas (punggung). Level/Baris sisik ini
sangat penting dalam menentukan kualitas arwana, terutama Arwana emas (Red Tail Golden dan Crossback Golden asal negeri jiran Malaysia).
Ciri unik lainnya dari arwana adalah adanya semacam pelat tulang yang
ditumbuhi gigi dan terletak di lantai bawah mulut. Pelat tulang ini berbentuk
seperti lidah, sehingga arwana seringkali disebut sebagai ikan berlidah tulang
(bonytongue fish).
Arwana termasuk ikan karnivor yang mendiami habitat sungai dan danau berair
tenang. Kadang-kala juga ditemukan di riam yang berarus kuat. Daerah tepian
sungai yang ditumbuhi banyak pohon hutan dengan akar yang terjulur di dalam air
dan dedaunan yang rimbun di atasnya, menjadi habitat favorit bagi Arwana.
Habitat tersebut umumnya menyediakan banyak makanan dan daerah perlindungan
yang baik.
Sebagai predator khusus permukaan air, keluarga ikan Arwana sangat pandai
melompat ke udara untuk mengejar mangsa yang terdiri dari serangga, reptil dan
burung. Arwana juga memiliki kemampuan yang baik dalam memperhitungkan posisi
mangsa yang terletak di atas permukaan air. Hal ini tidak mudah, sebab harus
memperhitungkan sudut pandang yang “bergeser” akibat pembiasan cahaya. Tidak
seperti ikan pada umumnya, Arwana hanya bernapas dengan cara langsung mengambil
oksigen dari udara/permukaan air (obligate air breather).
Ibarat atlet loncat tinggi olimpiade, kemampuan meloncat Arwana tak
tertandingi ikan air tawar manapun. Arwana mampu melompat hingga 2 meter di
udara. Bahkan, arwana mampu menangkap kelelawar besar yang terbang rendah di
permukaan air. Kemampuan melompat Arwana mungkin hanya dapat ditandingi oleh “jumper
master” lainnya, yaitu ikan salmon yang kembali ke hulu sungai untuk
bertelur.
Membedakan jenis kelamin ikan arwana termasuk gampang-gampang susah, karena
tidak adanya ciri kelamin sekunder khusus yang dimiliki oleh jantan dan betina.
Salah satu cara membedakan jantan dan betina Arwana mungkin dapat dilakukan
dengan membandingkan lebar penutup insang (operculum).
Perilaku berbiak Arwana juga tergolong unik. Sebagai “orangtua”, induk
arwana, tergolong ikan yang “bertanggung jawab”. Saat musim kawin tiba, telur
yang telah dibuahi akan dijaga oleh kedua induk hingga menetas. Setelah
menetas, juvenil akan ditampung di dalam mulut salah satu induk (Mouth
brooder). Hal ini bertujuan untuk menghindari pemangsaan juvenil arwana
oleh penghuni sungai lainnya. Biasanya tugas ini dilakukan oleh induk jantan.
Saat si baby Arwana yang
imut-imut dan lucu itu berukuran sedikit lebih besar, sang ayah akan melepaskan
mereka untuk mengenal lingkungan sekitar. Jika ancaman marabahaya tiba, sang
ayah pun akan memberi sinyal agar arwana kecil masuk kembali ke dalam mulutnya.
Jika kantong kuning telur sudah mengempis, anak arwana secara naluriah akan
terdorong untuk belajar mencari makan sendiri. Dalam beberapa minggu, anak
arwana akan mandiri dan berpisah dari induknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar